Tuesday 24 October 2017

Kenangan terakhir Aji Santoso pada almarhum Choirul Huda


Choirul Huda Penjaga Gawang Persela Lamongan (c) perselafootball.com
BARAKBOLA  - Sepekan lebih berlalu wafatnya penjaga gawang Persela Lamongan, Choirul Huda, masih terus memunculkan kisah-kisah duka dari orang-orang terdekatnya. Kali ini, kisah datang dari Pelatih Persela, Aji Santoso.

Aji menyebut tak merasakan adanya keanehan apapun dari tindak-tanduk maupun sikap Huda jelang wafatnya. Bahkan, pelatih berusia 47 tahun ini menyebut Huda justru menunjukkan determinasi lebih.

"Dalam latihan terakhir, sebelum lawan Semen Padang, seperti biasa, saya mengakhiri latihan dengan sprint pendek 10x50 meter. Saya minta Huda untuk hanya ikut tiga sampai empat kali saja. Namun ia mengikuti sampai selesai," ujar Aji.

"Saya sampai heran. Jadi, kemauannya untuk mempersiapkan diri dan bermain sangat luar biasa," imbuhnya.

Aji mengaku wafatnya Huda membuat Persela sangat kehilangan. Tak hanya kehilangan sosok pemain senior, yang merupakan legenda di klub tersebut, wafatnya Huda juga mengurangi kekuatan klub tersebut.

"Apalagi, sebelum lawan Semen Padang, saya sudah sampaikan padanya bahwa dalam enam pertandingan tersisa di Liga 1, saya ingin ia yang mengawal gawang Persela. Ia pun serta-merta menegaskan kesiapannya mengemban amanah tersebut," tuturnya.

Kendati kehilangan, Aji menyebut saat ini Persela sudah mulai bangkit. Di sektor penjaga gawang, yang ditinggalkan Huda, sosok Ferdiansyah juga menunjukkan peningkatan performa.

"Huda memang bagian terpenting bagi kami. Namun, Alhamdulillah, Ferdi bisa mengisi posisi Huda. Namun, yang jelas, sebagai legenda sepakbola di Lamongan dan Indonesia, Huda tak tergantikan," ucap Aji. 

0 comments:

Post a Comment